Pasar kripto melemah 24 jam terakhir. Menyoroti kondisi makro ekonomi Amerika Serikat (AS) tergelincir di tengah pasar
Data dari Coinmarketcap, Sabtu (1/2/2025) pukul 11.10 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun 0,9% menjadi US$ 3,51 triliun dalam 24 jam. Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir 2% dalam Saat ini, level US$ 102.221 per koin atau setara Rp 1,67 miliar (kurs, Rp 16.355).
BACA JUGA :
Namun, Ethereum (ETH) malah 1,92% menguat US$ 3.287 per koin. Hal serupa pada Binance (BNB) terkerek 0,25% menjadi US$ 676 per koin.
Mengatakan kondisi makroekonomi AS menjadi faktor utama yang memengaruhi Bitcoin, trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur Analis kuantitatif Benjamin Cowen menekankan bahwa tingkat pengangguran akan menjadi utama. Jika angka pengangguran dalam kisaran 4,1%-4,2%, Bitcoin kemungkinan akan mengikuti pola tahun lalu dan terus menguat Februari-Maret.
Dikutip dari investor.id "Namun, jika data terlalu ekstrem, baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah maka ketidakpastian akan meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi ekspektasi kebijakan Federal Reserve (The Fed), dan akhirnya, harga Bitcoin, ungkap Fyqieh.
Data terbaru yang dirilis pada 10 Januari menunjukkan bahwa tingkat pengangguran AS turun sedikit menjadi 4,1% dari 4,2% di bulan sebelumnya. Selain itu, penciptaan mencapai 256 ribu, jauh melampaui perkiraan 153 ribu.
"Kondisi pasar tenaga yang kuat dapat mengurangi urgensi bagi The Fed untuk memangkas suku bunga, yang berpotensi menekan harga Bitcoin," jelas dia.
BACA JUGA :
Di sisi lain, Fyqieh menyebut, klaim pengangguran awal untuk 25 Januari turun menjadi 207 ribu, lebih baik dari proyeksi 220 ribu. Meskipun angka PHK masih perlambatan perekrutan dapat menjadi indikasi bahwa pasar tenaga kerja mulai.
Kebijakan Moneter
Menurut Fyqieh, jika tren ini terus berlangsung dalam laporan berikutnya, hal itu dapat meningkatkan ekspektasi pelonggaran moneter, yang umumnya bagi Bitcoin. The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin sejak September, tetapi tetap mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%-4,50% dalam pertemuan kebijakan 29 Januari.
Sehingga keputusan pemangkasan lebih lanjut masih belum pasti, the Fed mengakui bahwa inflasi masih relatif tinggi.
Fyqieh menambahkan, tidak hanya politik juga ikut berperan dinamika pasar. Mantan Presiden Donald Trump mengkritiki The Fed karena tidak bertindak lebih agresif dalam mendukung ekonomi. Trump mendorong kebijakan deregulasi energy dan menuduh bank sentral terlalu fokus pada isu sosial dan lingkungan, yang menurut pada inflasi tinggi.
Fyqieh mengatakan, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan setelah data PDB kuartal keempat yang lebih dari ekspektasi. Sementara obligasi 2 tahun turun ke 4,526%; imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke 4,213%. "Dengan pertumbuhan PDB yang hanya mencapai 2,3%, di bawah perkiraan 2,5%, pasar mulai memperkirakan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih besar," paparnya.
BACA JUGA :
Fyqieh menambahkan jika data tenaga kerja AS dalam beberapa pekan ke depan menunjukkan pelemahan lebih lanjut, Bitcoin bisa mendapatkan momentum tambahan untuk reli. Namun, jika angka pekerjaan tetap kuat investor menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap kebijakan suku Bunga The Fed, yang bisa menciptakan volatilitas di pasar kripto.
"Jika pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang moderat, BTC bisa mengalami tren bullish kaya tahun sebelumnya. Sebaliknya lonjakan atau penurunan tajam dalam data ekonomi bisa menciptakan ketidakpastian yang lebih besar bagi aset berisiko seperti Bitcoin," tutup Fyqieh.